Dolar menguat atas mata uang utama dunia lainnya karena aksi risk aversion. Kekhawatiran atas waktu dan ukuran stimulus fiskal tambahan AS, sempat membuat indeks saham utama AS secara jatuh lebih dari 1%, sebelum kembali pulih. Pergerakan yang sangat cepat tersebut telah menyurutkan minat risk appetite. Sentimen pasar berubah menjadi rentan pada akhir pekan lalu karena data ekonomi Eropa menunjukkan bahwa pembatasan lockdown untuk membatasi penyebaran virus korona telah mengganggu aktivitas bisnis.
Investor saat ini mencoba mencari petunjuk apakah pemerintahan Presiden AS Joe Biden dapat mencegah kekhawatiran Partai Republik bahwa proposal bantuan pandemi senilai $ 1,9 triliun itu terlalu mahal. Namun, terlepas dari rebound dolar baru-baru ini, analis memperkirakan penurunan dolar tahun ini masih berlanjut. Posisi speculative short bersih pada dolar naik ke level tertinggi dalam 10 tahun minggu lalu.
Add Comment